Menikmati pemandangan sekawanan burung bangau di danau Kerinci, Jambi

 Menikmati pemandangan sekawanan burung bangau yang berkeliaran di sekitar danau Kerinci. Danau Kerinci adalah sebuah danau yang terletak di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Indonesia. Danau ini mempunyai luas 5.000 meter persegi dan memiliki ketinggian 783 meter di atas permukaan laut. Terletak di kaki Gunung Rayo, Danau Kerinci merupakan danau terluas di Kabupaten Kerinci dengan luas 4.200 hektar. Merupakan danau vulkanik dengan kedalaman 110 meter.


sumber: wikipedia.org


Danau Kerinci berjarak kurang lebih 16 kilometer sebelah selatan kota Sungai Penuh. Letaknya di dua kecamatan yaitu Keliling Danau dan Danau Kerinci. Danau ini mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan air masyarakat sekitar Kerinci, baik untuk pertanian maupun kebutuhan air minum masyarakat.


Pemerintah setempat memanfaatkan Danau Kerinci sebagai salah satu destinasi wisata utama kawasan Kerinci karena menawarkan banyak tempat wisata yang mempesona. Misalnya saja pengunjung bisa melihat sekawanan burung bangau yang berkeliaran di sekitar Danau Kerinci. Kawasan sekitar Danau Kerinci juga dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi air yang menarik, seperti memancing, berenang, berkemah, atau berbagai aktivitas lainnya seperti menjajal kuliner lokal kabupaten Kerinci yang disediakan oleh restoran-restoran di sekitar Danau Kerinci.


Pemerintah setempat memilih Danau Kerinci sebagai tempat wisata andalan di kawasan Kerinci karena banyaknya pemandangan yang menawan. Salah satu yang menarik adalah kesempatan pengunjung menyaksikan sekelompok bangau yang berkeliaran di sekitar danau. Selain itu, kawasan sekitar Danau Kerinci menawarkan beragam aktivitas rekreasi air yang menarik, antara lain memancing, berenang, berkemah, dan aktivitas menarik lainnya. Selain itu, wisatawan dapat menikmati pengalaman kuliner khas Kabupaten Kerinci dengan menjelajahi berbagai restoran yang terletak di dekat Danau Kerinci.


Danau Kerinci telah ditetapkan sebagai tujuan wisata unggulan oleh pemerintah setempat untuk wilayah Kerinci, karena pemandangan alamnya yang indah. Pengunjung dapat menikmati pemandangan kawanan bangau yang berkeliaran di sekitar danau, yang merupakan salah satu dari sekian banyak atraksi yang ditawarkan. Kawasan sekitar Danau Kerinci juga merupakan tempat ideal untuk melakukan aktivitas rekreasi air, seperti memancing, berenang, berkemah, dan aktivitas seru lainnya. Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati kuliner asli Kabupaten Kerinci di restoran-restoran yang terletak dekat dengan Danau Kerinci.


Akses ke Danau Kerinci dapat dilakukan melalui jalur darat mulai dari Kota Jambi hingga Sungai Penuh. Jarak yang ditempuh kurang lebih 500 km dengan waktu tempuh 10 jam. Perjalanan ini dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan umum maupun pribadi.


Cerita rakyat


Menurut cerita turun temurun, Danau Kerinci seperti sekarang ini pada zaman dahulu kala merupakan sebuah danau yang sangat luas, oleh karena itu dinamakan Danau Gedang (besar). Legenda mengatakan bahwa di dasar Danau Gedang hiduplah seekor naga raksasa bernama Calungga. Calungga mempunyai saudara manusia bernama Calutat. Dahulu Calungga adalah seorang manusia.


Suatu hari, Calungga berubah menjadi seekor naga untuk melindungi danau dari bahaya. Calutat, adiknya, adalah satu-satunya yang mengetahui kebenaran identitas Calungga. Cerita rakyat Danau Kerinci telah menjadi sumber keajaiban dan daya tarik bagi penduduk setempat, menambah sentuhan mistis pada keindahan alam di kawasan tersebut.


Calungga dan Calutat konon tinggal di pinggir Danau Gedang. Calungga menjelma menjadi seekor naga karena memakan sebutir telur yang ia temukan di hutan. Setelah Calungga berubah menjadi naga, ia merasa takut menyakiti saudaranya sendiri, sehingga ia memutuskan untuk terbang jauh ke Danau Gedang.


Setelah beberapa lama kepergian Calungga, Calutat merasa rindu dan ingin bertemu dengan kakaknya, sehingga Calungga dan Calutat memutuskan untuk bertemu di pinggir telaga. Calungga mulai berenang menuju tepian telaga menemui kakaknya, sungai-sungai kecil jebol karena perbuatan Calungga, menyebabkan Danau Gedang yang tadinya meluap lama kelamaan menjadi dangkal dan kecil, makanya sekarang dikenal dengan nama Danau Kerinc.


Calungga dan Calutat akhirnya dipertemukan kembali di tepian Danau Kerinc, saling berpelukan setelah sekian lama berpisah. Mereka menyadari pentingnya kekeluargaan dan berjanji untuk selalu menjaga satu sama lain, belajar dari konsekuensi tindakan Calungga dan transformasi yang terjadi. Sejak saat itu, mereka hidup damai di tepi danau, menghargai ikatan mereka dan pelajaran yang telah mereka peroleh.