Kepulauan Togean sudah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia sejak 2019

Kepulauan Togean di Kabupaten Tojo Una-Una resmi ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia, Rabu, 19 Juni 2019 pada Sidang ke-31 International Coordinating Council (ICC) Man of Biosphere (MAB) Programme,  UNESCO yang diselenggarakan di HQ UNESCO Paris, Perancis. Merupakan pertemuan tahunan organisasi UNESCO untuk membahas pembangunan dan KEPULAUAN TOGEAN RESMI MENJADI CAGAR BIOSFER DUNIA pengembangan cagar biosfer sebagai pemulihan ekosistem. 

Pertemuan yang dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, M.Si bersama Bupati  Poso kolonel Marinir (Purn) Darmin Agustinus Sigilipu, Bupati Sigi Moh. Irwan Lapatta dan Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Prov. Sulteng Dr. Bunga Elim Somba, M.Sc beserta rombongan lainnya  memberikan peluang kerja sama antar pengelola biosfer seluruh dunia untuk penelitian ilmiah, pemantauan global dan pelatihan pakar dari seluruh dunia.
 



Cagar biosfer memilih kawasan dengan ekosistem berupa tanaman dan hewan yang bersifat ilmiah dan unik. “Ada kebutuhan mendesak untuk melestarikan kelestarian alam bumi, demi warisan alam ke depannya. Setiap Cagar Biosfer UNESCO merupakan laboratorium terbuka untuk pengembangan dan inovasi ilmiah, sebagai tempat yang bisa menghubungkan kehidupan manusia dan alam”. Kata Direktur UNESCO Audrey Azoulay, seperti yang dikutip dari Lonely Planet pada Kamis (27/6).

Sebuah Kawasan Cagar Biosfer memiliki tiga zona yang masing- masing memiliki fungsi tertentu:  Zona Inti (Core Zone) Zona yang berfungsi untuk menjaga kelestarian ekosistem utama yang ada di kawasan tersebut dan meminimalkan dampak terhadap kelangsungannya seminimal mungkin untuk menjamin bahwa berbagai spesies, keanekaraman hayati dan lingkingan sekitarnya terjaga seperti asalnya. Untuk melakukan kegiatan di zona inti diharuskan mendapatkan izin dari pengelola.

Kegiatan yang dilakukan pada zona inti diharuskan memiliki dampak yang paling kecil terhadap  ekosistem yang ada seperti penelitian dan pendidikan. Zona Penyangga (Buffer Zone)

Pada dasarnya zona penyangga adalah pelindung dari zona utama. Zona ini dibuat mengelilingi zona inti yang biasanya dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan yang lebih luas dari zona inti dan memungkinkan untuk pemanfaatan secara ekonomi, tetapi tetap tidak diperkenankan untuk mengeksploitasi alam dalam pelaksanaannya. 

Berbagai kegiatan yang bisa dilakukan di zona penyangga adalah penelitian, pendidikan, rekreasi, ekowisata dan sejenisnya. Zona Transisi (Transition Zone)/ Pada Zona ini interaksi antar manusia dan alam menjadi yang paling intens. Masyarakat diperkenankan mengenal lingkungan dan alam untuk 
kepentingannya. Tentu dengan pengawasan dari pihak yang  berwenang dan tetap berpatokan pada pengelolaan sumber daya alam yang baik dan benar.

Pertanian, usaha bisnis, penelitian dan lainnya akan terlihat pada zona transisi ini. Kepulauan Togean Kabupaten Tojo Una-Una menjadi salah satu dari 701 kawasan cagar biosfer dunia di 124 negara yang secara geografis berada di tengah-tengah Teluk Tomini dengan luas daratan ±755,4 KM terdiri atas sekitar 66 Pulau dengan luas perairan laut ± 336.773 Ha. Dimana terdapat tujuh pulau sebagai kawasan strategis konservasi hutan diantaranya Pulau Una-Una, Pulau Batudaka, Pulau Togean, Pulau Tatako, Pulau Malenge dan Pulau Walea Kodi dan Walea Besar. 

Kepulauan Togean dikenal kaya akan terumbu karang dan berbagai biota laut yang langka dan dilindungi, memliki keunikan alam berupa tumbuhan maupun hewan. Hasil Marine RAP mencatat  262 spesies karang yang tergolong kedalam 19 Familia pada 25 titik terumbu karang yang tersebar di Kepulauan Togean, adanya jenis karang endemik Togean yaitu Accropora togeanensis pada 11 titik pengamatan terumbu karang. 

Enam jenis karang baru juga ditemukan yaitu masing-masing satu jenis dari genus Acropora, Porites, Leptoseris, Echinophyllia dan 2 jenis genus Galaxea. Jenis ikan terumbu karang tercatat 596 spesies ikan yang termasuk dalam 62 Familia. Jenis Paracheilinus togeanensis dan Ecsenius sp diduga kuat merupakan endemik ang hanya bisa ditemukan di Kepulauan Togean. Selain itu juga tercatat 555 spesies moluska dan 103 famili, 336 jenis Gastropoda, 211 jenis Bivalvia, 2 jenis Cephalopoda, 2 jenis Scaphopoda dan 4 jenis Chiton (kutipan dari wikipedia.org Taman Nasional Kepulauan Togean).


Sumber: Majalah Pesona 2019