Desa wisata Malasari memiliki kekayaan biodiversitas tertinggi di Pulau Jawa

Desa Wisata Malasari, yang diresmikan pada tahun 2015, terletak di Kecamatan Nangung, Kabupaten Bogor. Kawasannya membentang dari pintu masuk Taman Nasional Halimun di arah Bogor Barat hingga Kampung Citalahab dari gerbang Taman Nasional ke arah kabandungan Sukabumi. Desa ini dikenal sebagai salah satu destinasi wisata yang memiliki kekayaan biodiversitas tertinggi di Pulau Jawa.

Dengan julukan "the heart of Java ecotourism", Desa Wisata Malasari dianggap sebagai jantungnya Halimun. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran desa ini dalam menjaga kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati di sekitar wilayah Taman Nasional Halimun. Desa Wisata Malasari menjadi simbol keindahan alam dan keberagaman hayati yang perlu dilestarikan.

Melalui upaya pelestarian lingkungan dan promosi pariwisata yang berkelanjutan, Desa Wisata Malasari terus berupaya untuk mempertahankan statusnya sebagai destinasi wisata unggulan di Jawa Barat. Dengan keindahan alamnya yang memukau dan keberagaman hayati yang melimpah, Desa Wisata Malasari siap menyambut para wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam Indonesia yang masih alami dan asri.

Peta Desa Wisata Malasari

Contact Info : 085815000070
instagram: desawisatamalasari

Desa Wisata Malasari menawarkan pengalaman unik dengan kombinasi lanskap geografis yang menakjubkan dan kekayaan budaya yang kaya. Dari hutan Halimun yang menyimpan flora dan fauna yang beragam hingga kebun teh Nirmala dan persawahan terasering yang menampilkan keindahan alam yang eksotis, setiap sudut desa ini memiliki daya tariknya sendiri.

Keberadaan sungai Cikaniki dan Sungai Cidurian yang mengelilingi Desa Malasari, serta keberagaman air terjun yang ada di sekitarnya, menambah pesona alam desa ini. Dengan kondisi geografi dan fisik yang memukau, Desa Wisata Malasari menjadi destinasi yang menarik bagi para wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam.

Desa Wisata Malasari tidak hanya menawarkan keindahan alam yang memesona, tetapi juga memberikan pengalaman budaya dan adat istiadat masyarakat setempat. Dengan berbagai aktivitas rekreasi dan liburan yang disajikan, pengunjung dapat menikmati keindahan alam sambil belajar tentang kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki oleh Desa Malasari.

Potensi keanekaragaman hayati yang sangat tinggi di Taman Nasional Gunung Halimun Salak merupakan representasi dari ekosistem hutan tropis. Tumbuhan anggota suku Dipterocarpaceae menjadi ciri khas dari hutan hujan dataran rendah. Satwa-satwa yang menjadi ciri khas di Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan menjadi daya tarik pariwisata antara lain Owa Jawa, Macan Tutul, Elang Jawa, dan Kukang.
sumber poto: wikipedia.org


Tradisi pertanian masyarakat di daerah ini masih terjaga dengan baik, dengan berbagai aktivitas pendukung seperti upacara seren taun dan sedekah bumi sebagai ungkapan rasa syukur manusia kepada Tuhan yang telah memberikan rezeki melalui Bumi. Upacara ini dirayakan setiap tahun dan menjadi bagian dari tradisi masyarakat yang mendukung pariwisata budaya di daerah ini.

Selain itu, terdapat banyak tempat bersejarah yang dianggap penting dan menjadi simbol berarti dalam sejarah peradaban manusia di masa lalu, seperti Pendopo Bupati 1947 yang menjadi awal berdirinya Pemerintah Kabupaten Bogor di provinsi Jawa Barat, serta beberapa benda peninggalan berusia tua. Hal ini juga menjadi daya tarik pariwisata budaya yang mengangkat warisan budaya sebagai sumber daya wisata. Keindahan keramahtamahan masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai adat dan budaya juga menjadi salah satu aset terbesar dalam daya tarik pariwisata, karena keramahtamahan adalah pesona yang tak ternilai.


Wisata produk kreatif masyarakat
Kegiatan wisata kreatif di Desa Wisata Malasari tidak hanya menawarkan pengalaman berwisata biasa, tetapi juga memberikan kesempatan bagi para wisatawan untuk belajar tentang berbagai kerajinan anyaman berbahan bambu dan rotan. Awalnya, kerajinan tersebut digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti epok, endul, boboko, dan lain sebagainya. Namun, seiring perkembangan waktu, kerajinan tradisional ini telah menjadi komoditas pariwisata yang dikelola oleh kelompok usaha warga.

Selain kerajinan anyaman, kegiatan wisata di Desa Wisata Malasari juga melibatkan produksi madu hutan dan gula aren. Produk madu hutan yang dihasilkan oleh kelompok-kelompok swadaya masyarakat diberi nama Sarimadu Halimun, sementara gula aren memiliki merek dagang Sarinira dengan dua bentuk produk turunannya. Selain itu, terdapat juga produk Sariteh dan kopi yang diproduksi di desa tersebut.

Dengan adanya kegiatan wisata yang melibatkan berbagai kerajinan anyaman, produksi madu hutan, dan gula aren, Desa Wisata Malasari menjadi destinasi yang menarik bagi para wisatawan yang ingin belajar dan berinteraksi dengan kearifan lokal. Melalui kegiatan ini, wisatawan dapat memahami lebih dalam tentang budaya dan tradisi masyarakat setempat, serta turut mendukung pengembangan ekonomi lokal melalui pembelian produk-produk kerajinan dan hasil alam yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Wisata Malasari.

Di Kampung Citalahab, terkenal dengan anyaman bambu sebagai produk unggulannya. Sementara itu, di Kampung Malasari, terdapat produksi gula aren yang menjadi kebanggaan warga setempat. Di Kampung Nyuncung, juga terdapat produksi gula aren yang menjadi salah satu komoditas utama. Sedangkan di Kampung Cisangku, terkenal dengan sapu awis yang merupakan produk andalan mereka. 

Selain itu, di Kampung Cisangku juga terdapat produksi anyaman bambu dan rotan yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Di Kampung Citalahab, terdapat seni ukir kayu yang menjadi kekayaan budaya daerah tersebut. Sedangkan di Kampung Malasari, terdapat produksi madu hutan yang menjadi salah satu komoditas unggulan. Dengan keberagaman produk dan kekayaan budaya yang dimiliki oleh masing-masing desa, daerah tersebut memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dalam bidang pariwisata dan ekonomi.

Lembur Halimun Experience
Pengalaman Halimun Lembur yang lebih dikenal dengan sebutan hale, adalah serangkaian wisata edukasi di mana para wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan kehidupan sehari-hari penduduk Sunda Malasari, seperti berkesenian, bertani, dan berkerajinan. Tujuan dari wisata ini adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang lingkungan dan pengetahuan tentang kehidupan pedesaan yang tercermin dalam adat istiadat, kebudayaan, kearifan lokal, dan kehidupan masyarakat agraris di desa tersebut. Halimun Lembur Experience merupakan kegiatan wisata yang memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui partisipasi dan interaksi langsung antara wisatawan dan masyarakat lokal dalam kegiatan bertani, berkerajinan, dan berkesenian yang dilakukan di kawasan hutan Halimun.

Pengalaman Halimun Lembur, atau yang sering disebut hale, adalah serangkaian wisata edukasi di mana para wisatawan dapat berpartisipasi langsung dalam kegiatan sehari-hari penduduk Sunda Malasari, seperti berkesenian, bertani, dan berkerajinan. Wisata ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang lingkungan dan pengetahuan tentang kehidupan pedesaan yang tercermin dalam adat istiadat, kebudayaan, kearifan lokal, dan kehidupan masyarakat agraris di desa tersebut. Halimun Lembur Experience adalah kegiatan wisata yang memungkinkan wisatawan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui partisipasi dan interaksi langsung dengan masyarakat lokal dalam kegiatan bertani, berkerajinan, dan berkesenian yang dilakukan di kawasan hutan Halimun.

Halimun Lembur Experience, atau yang lebih dikenal dengan sebutan hale, adalah serangkaian wisata edukasi di mana para wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan kehidupan sehari-hari penduduk Sunda Malasari, seperti berkesenian, bertani, dan berkerajinan tangan.


Halimun Adventure
Petualangan Halimun lebih dikenal dengan sebutan hajo, merupakan serangkaian kegiatan perjalanan petualangan di alam bebas yang mengutamakan proses pembelajaran dan pengayaan pengetahuan. Program wisata ini didasarkan pada metode adventure learning yang menekankan aktivitas fisik, emosional, dan intelektual dalam setiap sesi perjalanan. Aktivitas hajo memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti hutan Halimun, persawahan, dan perkebunan teh Nirmala Agung.

Halimun Adventure Journey adalah sebuah perjalanan petualangan dan wisata yang dilakukan di kawasan hutan Halimun untuk menikmati keindahan alam dan atraksi wisata alam dengan segala fenomena estetika yang unik dan menarik. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan pengalaman yang tidak biasa kepada peserta, sehingga mereka dapat belajar dan merasakan langsung keindahan alam serta kearifan lokal yang ada di sekitar hutan Halimun.

Melalui Halimun Adventure Journey, peserta tidak hanya dapat menikmati keindahan alam dan atraksi wisata alam, tetapi juga dapat belajar dan memperkaya pengetahuan mereka. Dengan mengikuti program ini, peserta diharapkan dapat merasakan manfaat dari kegiatan petualangan di alam bebas dan memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan serta keanekaragaman hayati yang ada di sekitar hutan Halimun.

Wisata Budaya
Upacara seren taun di kasepuhan Malasari pada tahun caka 1952 / 1437 H memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Sunda. Seren dalam bahasa Sunda berarti seserahan, yang melambangkan penyerahan hasil panen kepada Tuhan sebagai tanda syukur atas kesuburan yang diberikan. Taun, yang berarti tahun, menunjukkan bahwa upacara ini dilakukan setiap tahun sebagai bentuk penghormatan dan permohonan agar hasil panen di tahun mendatang lebih baik.

Masyarakat kasepuhan Malasari menjadikan seren taun sebagai puncak aktivitas pertanian mereka. Mereka memuliakan kekuatan alam yang memberikan kesuburan pada tanaman dan ternak, serta menghargai serta menghormati proses pertanian. Seren taun juga menjadi wadah untuk mengekspresikan rasa syukur atas segala berkah yang diterima, sambil berharap agar hasil panen di masa depan akan lebih melimpah lagi.

Setiap tahun, upacara seren taun dilaksanakan pada Jumat pertama di bulan Muharam. Pada tahun 2015 Masehi atau 1952 tahun Candra kala (Caka Sunda), perayaan seren taun di kasepuhan Malasari dilakukan dengan tema "Nyoreang alam katukang, nyawang mangsa anu bakal datang". Dalam perayaan ini, doa-doa dipanjatkan oleh tetua adat (abah Odon) sebagai ungkapan syukur dan harapan kepada Tuhan yang maha kuasa.